Kamis, 19 Januari 2012

NEGERI “AUTO PILOT” SAATNYA RAKYAT MEMIMPIN

Picture

Polemik tentang negara autopilot akhir-akhir ini kembali menyeruak, seiring dengan senternya kasus kasus korupsi yang seakan tak pernah habisnya, ini juga menjadi bukti bahwa negara kita ini memang dalam keadaan meradang, lihat saja perilaku elit yang tak tau malu menggorogoti uang rakyat, untuk kepentingannya

                Opini negara ini sebagai negara outopilot tidaklah berlebihan, negara yang berpenduduk 295 juta sesuai data yang dirili oleh BPS, yang mana angka masyarakat miskinnya mencapai 29,89 juta, ini merupakan angka fantastik yang menandakan belum adanya tanda-tanda peningkatan taraf hidup masyarakat.

                Terlepas dari klaim pemerintah akan beberapa keberhasilan yang dia dapat tidak akan menjadi indikator perubahan bagi masyarakat yang masih merasakan susahnya bertahan hidup di negara gema ripa loh jinawi ini, negara yang hanya memperkaya para elit dan pemangku jabatan semata, meskipun para pembantu SBY ramai-ramai menuding opini negara autopilot sebagai titipan orang yang haus akan kekuasaan dan mencoba membuat masarakat kebingungan.

                Istilah negara autopilot atau negara yang berjalan otomatis seakan menjadi titik kulminasi dari kekesalan masyarakat terhadap elit pemerintah, sehingga keberadaan dan upaya pemerintah dengan program pemberdayaan masarakat tidaklah dirasakan dampaknya bagi masyarakat, masyarakat hanya menjadi bahan exploitasi penguasa semata, Triliunan APBN yang dibahas tak jua memberikan dampak signifikan.

                Sandiwara elit dan persekongkolan keji antara legislatif, yudikatif dan eksekutif semakin menggurita, lihatlah ruangan banggar yang menelan biaya 20 milyar, sungguh angka yang fantastik untuk sebuah ruangan rapat, kursinya dengan nilai 20 juta serta sistem oudio yang serba modern tidaklah mencerminkan gaya hidup sederhana dan penghematan, sebagai contoh untuk masayarakat. Coba berapa bangunan sekolah yang bisa dihasilakan dari dana yang 20 milyar itu, namun itulah namanya kepentingan, rasa kemanusiaan dan empati itu seakan mengalahkan semuanya, gelap mata dan hatinya, sehingga apa yang dia lakukan semuanya dengan dalih untuk meningkatkan kinerja.

                Roda pemerintahan hari ini seakan berjalan apa adanya, semuanya berjalan hanya untuk kepentingan individu, perikalu elit yang hanya mengamankan kursi dan melanggengkan kekuasaannya seakan tak memberikan sisa waktu untuk mensejahterahkan rakyatnya, rakyat yang ia telah janji dengan seribu janji, demi meraih kursi jabatan.

                Salahsatu penyebab negara autopilot ini adalah kinerja para  anggota DPR yang kian jauh dari amanah konstituen sebagai wakil rakyat, konstituen hanya menjadi objek kepentingan untuk mengucurkan anggaran. Wahai... para elit, Negara ini akan tetap ada dan eksis karena cinta yang melekat di hati masyarakat, masyarakat yang siap mati demi membela kesatuan NKRI dari ketertindasan para penguasa predator, maka wajarlah negara ini tetap jalan walau tanpa pemerintah.

Makassar Jum’at 20 januari 2012